Duh, hari-hari terakhir ini, Ibu sering mendengar kata-kata itu di telinga ibu. Bukannya dibisiki oleh siapa-siapa, cuma terngiang-ngiang sendiri, suara hati kali ya.... Beberapa waktu lalu, Aruna sudah minta tidur sendiri di kamarnya. Yah Aruna memang memiliki kamar sendiri sekarang. Lemari pakaian, mainan, perlengkapan belajarnya, semuanya disusun rapi di kamar itu. Dia tahu betul bahwa kamarnya harus rapi (dan memang Aruna model anaknya rapi dan teratur, kelihatannya, persis ayahnya!). Dia senang dengan kamar barunya, dia senang karena dia diberikan 'ruang' untuk dirinya, boleh melakukan apa saja di kamarnya.
Tapi kalau anak Ibu mau tidur sendiri? Wow, masak sih anak ibu minta tidur sendiri?
Yang aneh adalah perasaan Ibu yang 'belum bisa menerima' ditinggal Aruna bobok. Bayangin selama 3 tahun ini, kami selalu tidur bersama, kelonan terus, istilah orang Jawa. Walaupun ada Nara, Aruna juga gak jauh-jauh tidurnya dari Ibu. Waktu di Indonesia kemarin, juga kadang bobok sama eyang muti dan eyang kakung di kamarnya eyang, tapi malah ibu tidak merasa kehilangan seperti ini. Iya kayak mau ditinggal kemana gitu....nelangsa rasanya ditinggal Aruna tidur di kamar sebelah.
...bukannya orang lain sejak bayi 6 bulan sudah pada 'pisah ranjang' sama bapak ibunya. Dan berarti di umur 3 tahun ini, Aruna malah terhitung terlambat?
Wah terserah deh apa kata buku2 tentang mendidik bayi yang dikeluarkan para psikolog itu... naluri ibu tetep mengatakan, lebih tenang tidur bareng anak , lebih hangat dan gak pikiran...
Lebih senang karena besuk pagi yang pertama dilihat adalah senyum Aruna, atau bisa nyiumi sampai Aruna terbangun. Atau Ibu yang dibangunkan Aruna karena mau mimik susu dan dia sibuk berusaha membuka kancing baju...hehehe.....Biar kita empet-empetan bertiga karena ayahmu yang super gede, atau biar ada adikmu yang juga jadi saingan kamu, rebutan ibu di tempat tidur, tetep membayangkan Aruna tidur ngga di sebelah ibu...halah nduk...nduk kayaknya lebih pengen ayahmu yang pindah tidur aja deh! (peace, yah!)
Aruna...Aruna...terlalu banyak kenangan manis kita di tempat tidur.
Bukankah harusnya bangga ya anaknya mau pindah tidur sendiri? Tanpa dipaksa, tanpa di'training'. Itu kata hati ibu yang lain.... Iya siy, harusnya tetep ibu suportif dengan keputusan Aruna, dan dalam tindakan ya sebenarnya sudah ibu lakukan sebisanya untuk mendukung keputusan itu. Tapi tetep normal khan kalau ibu merasa kehilangan atau ini sudah menjadi disorder karena attachment yang ibu terapkan dalam pengasuhan Aruna ya....? Duh kayaknya ibu harus terus menggali dan menerima walaupun itu sakit, tapi ibu percaya Aruna memang sudah menemukan 'saatnya'.
Tuesday, April 01, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment