Friday, January 25, 2008

Membuat jamu

Eyang Kakung adalah tukang jamu tradisional. Iya, eyang menjual berbagai jamu racikan sendiri. Jamunya untuk penyakit macam-macam, seperti asam urat, hipertensi, batuk dan lain-lain untuk nafsu makan anak juga ada loh. Sering juga eyang kakung meramu jamu berdasarkan pesanan, karena terkadang obat untuk penyakit tertentu tidak bisa serta merta diberikan kepada pasien karena si pasien ternyata punya alergi tertentu. Banyak orang yang cocok dengan obat yang dibuat eyang, termasuk cucunya sendiri. Waktu alergi dulu atau pas mau (tapi ngga jadi) batuk, Aruna minum jamunya eyang, dan sembuh loh! Hehehe, sekalian promosi:)

Berbagai tanaman obat kering di kamar obat sudah menjadi pemandangan yang biasa buat Aruna. Aruna pun tahu kalau mau membuat jamu tertentu, harus meracik, terus merebus selama berjam-jam, lalu membuatnya menjadi serbuk. Kini dia tahu bagaimana proses jamu batuk yang dia minum ternyata melalui proses yang panjang. Dan Aruna tahu bila dikerjakan dengan cinta, jamu tradisional mempunyai kemampuan menyembuhkan yang dasyat!


Sunday, January 20, 2008

Merayakan Tahun Baru Cina

Di Pontianak, tahun baru Cina selalu dirayakan dengan sangat meriah. Sepanjang jalan Gajah Mada atau Tanjung Pura, banyak sekali dijual hiasan, makanan dan banyak sekali lampu-lampu, tulisan berwarna merah yang dipasang di toko-toko. Ini tentu saja menarik perhatian Aruna sekaligus merupakan pengalaman baru. Aruna juga sempat berjalan-jalan di malam tahun baru dan melihat keramaian yang lebih dari biasanya. Sayang karena kesibukan eyang dan om Hendy, kami tidak bisa pergi ke kota Singkawang, dimana tahun baru dan Cap Gomeh dirayakan secara lebih khusus dengan adanya perarakan naga besar.

Eyang juga mempunyai sahabat dan teman-teman orang Cina yang merayakan tahun baru Cina. Mereka biasanya memberikan bingkisan ketika kami merayakan Natal. Sebagai balasannya, ketika tahun baru Cina, eyang muti juga memberikan bingkisan makanan kepada mereka. Kali ini eyang muti akan memberikan coklat kacang mete yang disusun di dalam toples-toples. Aruna membantu eyang juga untuk mematahkan coklat, mengaduknya dengan kacang, atau meniupi coklatnya biar dingin (rada disengaja kalau yang ini, nanti pura2 tangannya menyolok kacang, terus kalau rusak, boleh dimakan deh sama dia!).
Sayang Aruna tidak ikut eyang pergi berkunjung ke tempat teman eyang. Mungkin kalau ikut dia jadi tahu yang namanya Ang Pau :)

Panjat jendela

Ngga bisa panjat tebing, Aruna kini senang mencoba memanjat teralis jendela. Pernah mencoba sampai atas. Yah latihan yang bener ya nduk, nanti besar bisa bantu ibu panjatin rambutan di rumah ya.
"come on Nara, you can do it!"

Monday, January 14, 2008

Transportation 4: Naik motor

Aruna senang sekali naik motor! Maunya sih selalu naik didepan, tapi selalu ditolak sama ibu, kecuali eyang, sekali-sekali memperbolehkan, tapi harus siap dengan jaketnya. Aruna memang selalu disiplin pake helm dan mengingatkan ibu untuk bawa jarik pengikat badannya, biar kalau ngantuk dan duduk dibelakang, ngga jatuh! Iya soalnya baru sebentar naik motor, hawanya selalu ngantuk, ni bocah! Karena banyak anginnya kali ya na! Biasanya tiap sore habis mandi, udah deh ngilang ama eyang mutinya maen ke tempat sodara-sodara:)

Tapi kadang Aruna suka "curi-curi' juga kalau diajakin tante atau sodara naik motor. Curi-curi gimana? Iya, udah duduknya di depan, gak pake jaket, suka gak pamitan ama ibu, tau-tau pulangnya udah bawa mainan, coklat, permen dll. Biar udah ibu omelin, ngga kapok dia. Mukanya siy keliatan sedih di depan ibunya, cuma habis itu cekikikan ama tantenya :)
Yah mungkin ini emang kesalahan genetis, menurun dari ibunya:( .

Yah anak kecil diomelin, kalau yang tua (maksute tantenya) tetep ngajakin, ya mana tahan ya ,na ! Tapi lain kali jangan lagi ya!

nah lo, ketahuan mau pergi lagi!

Sunday, January 13, 2008

Transportation 5: Naik oplet!

Kemarin ibu pergi ke kantor pos bersama Aruna naik oplet. Duh, moment ini sebenarnya sudah lama ditunggu sama Aruna. Setiap hari dia selalu nongkrong di depan pagar rumah eyang, ngitungi oplet yang lewat. Nah kemarin ceritanya ibu pengen aja ngajak Aruna merasakan naik oplet. Melihat reaksinya Aruna, sebenarnya ni bocah kayak anak kampung alas yang pertama kali ke kota hihhihi! Girang dan mbingungi, gitu loh! ooaalah nduk...nduk...segitunya.

Aruna duduk manis sebelah ibu, sambil senyum-senyum terus sepanjang jalan. Apalagi ada angin sepoi-sepoi dari jendela yang terbuka. Di depannya duduk mbok jamu, sebelahnya mas-mas yang mau kerja, trus sebelahnya seorang bapak yang bawa durian, ada ibu dan anak yang sedang makan roti....hmmm pemandangan yang lumayan eksotis buat Aruna, yang ngga bakal ada di bus Fingland, ya Na!
Pas turun dari oplet, walah kejer abis, ngga mau turun! Piye, tho Na, ibu malah dikira culik anak nanti....tapi begitu dibilang nanti naik lagi pas pulang, baru deh berhenti nangisnya.
Eh pas pulangnya, dasar si Aruna nih, kena kibasan AC (angin cendela-nya oplet) langsung terkantuk-kantuk ria. Matanya dipaksa-paksain melek, akhirnya tetep ajah akhirnya tidur dipangku ibu...:)

Thursday, January 10, 2008

Jadi genit!



Entah siapa yang ngajari, yang jelas bukan ibunya loh (wong ibunya aja bedakan suka lupa!), Aruna kini lagi senang-senangnya bergenit ria! Jadinya Aruna sekarang sering ngaca, kalau poninya panjang sedikit, ribut deh dia pengen ke salon (iya karena sering diajakin eyang buat potong rambut/cat rambut), kukunya juga diberi kutek (aslinya digambari pake spidol) atau pake sepatu cethok (biasanya sepatu ibu atau eyang atau tamunya eyang). Trus maunya bibirnya itu diberi lipstik yang mengkilat-mengkilat warna red,katanya! Haalah nduk, dah mau bengesan kamu!

Yang parahnya, waktu minta lipstik, ibu kasihnya pelembab bibir, eh ditinggal bentar ke dapur, adiknya yang jadi mainan, ikutan mau diberi lipstik. Atau karena mau botol body lotion tapi ngga dikasih (maksudnya khan udah dikasih sedikit di tangannya), eh malah minyak telon yang dilulurkan kebadannya dan badan adiknya! Wah jan!!!!

Friday, January 04, 2008

Jajanan tradisional

Kesempatan pulang ke Indonesia, juga tak lupa menyempatkan diri berwisata kuliner. Iya, selain senang ikutan ibu nonton "Wisata Kuliner"nya Pak Bondan, bersama eyang dan sodara-sodara Aruna juga ikut mencicipi makanan di rumah makan yang menjajakan makanan asli Indonesia, seperti masakan melayu, masakan cina, masakan jawa.

Selain itu, bersama eyang dan ibu, Aruna kerap membuat dan makan jajanan tradisional. Jajanan gethuk, cenil, lupis, grontol,wajik, timus, nagasari dll kadang jadi snack pagi. Tiap hari ganti-ganti. Tapi favoritnya jatuh pada grontol!

Thursday, January 03, 2008

Makan rumput yang sehat?


Aruna waktu lihat eyang muti mencabuti rumput di depan rumah, ikut-ikutan duduk dan 'merumput'. Kata eyang muti, kalau makan rumput yang diambil eyang, nanti bisa sehat, kuat dan pintar. Trus Arunanya ketawa ngakak karena membayangkan dirinya kaya moo-moo (sapi) yang doyan makan rumput. Setelah dijelasin eyang kalau yang dipetik ini namanya krokot, bukan jenis yang sama kayak yang dimakan sapi, baru Aruna mengerti.

Sayur krokot ini kemudian dimasak Eyang seperti 'jangan bening' dan dimaem bersama dengan tempe goreng.Yang bikin ibu geli waktu Aruna nyeletuk ke eyang waktu makan," kasihan deh loe sapi, makan rumputnya ngga kayak Aruna, pakai tempe goreng!":)

Wednesday, January 02, 2008

Menanam sayuran

Setelah mendapat kesempatan belajar sama Eyang Kakung soal tanam-menanam sayuran dari panen sayuran yang lalu, Aruna pengen menanam sayurannya sendiri. Katanya sih buat adik Nara kalau nanti sudah mulai maem (ketahuan nguping obrolannya ibu sama eyang muti)....hehehehe, padahal bulan ini adik Nara sudah mulai maem solid. Kapan nanamnya, kapan panennya ya Na? Hehe....mungkin untuk maem Aruna aja nanti. Makanan untuk adik Nara, sementara memang masih ada yang diimpor aja dari Jogja dulu.

Nah aruna pun mulai ikutan membantu eyang kakung mengolah tanah lagi hehehe, gak ding cuma bantu cungkil-cungkil tanah disana-sini, trus ikutan kasih pupuk kandang. Duh sampai tangannya pun 'lanyah' banget megangin tahi sapi. Dan akhirnya ikutan menanam berbagai biji sayuran bersama ibu.

Mengenal jenis-jenis buah tropis






Selama di Indonesia, satu hal yang cukup membahagiakan ibu adalah melihat Aruna sehat sentosa (selain jaman baru datang dulu, saat masih 'perang' dengan alergi gigitan nyamuk). Aruna nggak sakit-sakitan kayak batuk pilek dan sejenisnya. Yang Ibu pikir, salah satunya adalah karena ini bocah emang suka dan banyak sekali makan buah-buahan selama disini. Beragam jenis buah-buahan baru yang belum pernah dicobanya selama di Manchester, seperti rambutan, durian, jeruk pontianak, mangga arum manis, manalagi, berbagai jenis pisang, jambu bol, dan lain sebagainya, menjadi sasaran empuk percobaannya. Yah, sambil makan sambil mengamati rasa dan bentuknya. Eyang Kakung yang biasa ditanyain tentang buah itu atau diajak menghitung jumlah bijinya, dll.

Bahkan Aruna juga menjadi 'pengawal jus' di rumah eyang. Maksute kalau bikin jus, atau memeras buah jeruk setiap hari, dia pastikan semua anggota keluarga dapat satu gelas. Kalau belum diminum-minum, hehehe bakalan ditongkrongin tuh gelas sampai kosong diminum sama kita. Apalagi waktu musim buah jeruk di Pontianak, gaya Aruna udah kayak Pasukan Pengawal Presiden aja...:). Oiya setiap harinya, orang satu rumah bisa menghabiskan 3 kg untuk jus jeruk (yang 1,5 kgnya si Aruna sendiri yang menghabiskan!).