Tuesday, June 03, 2008

(1) Bersyukur (makanan)



Kami mengajarkan Aruna dan Nara untuk bersyukur dengan cara-cara sederhana dan terutama dalam tindakan. Ini penting karena apalah artinya kata-kata, kalau tidak dibadankan. Contoh yang paling praktis adalah soal makan. Ibu dan Ayah selalu berusaha mengajarkan jangan mudah untuk membuang makanan, ambil secukupnya dan habiskan sebisanya, ingat teman-teman yang tidak seberuntung kita dan selalu mengingat proses panjang bagaimana makanan itu sampai ke meja makan kita.

Dalam tradisi keluarga kami, makanan dipandang tidak hanya sebagai pengganjal perut, melainkan simbol atas banyak hal; kerja keras banyak orang, kesinambungan alam, sebuah proses yang besar atas makanan sederhana diatas piring kami. Makanan adalah sumber energi, yang menggerakkan badan kami, dan pikiran kami juga. Kami tidak bermain-main 'dengan apa yang kami makan'.

Sebelum makan, kami biasanya saling berpegang tangan, saling memandang dan menarik napas dalam supaya sungguh-sungguh 'hadir' dalam rasa syukur. Dan setelahnya, kami mengucapkan syukur dan berkat.

Aruna sekarang mulai belajar mengucapkan syukur dan berkat atau 'blessing', demikian kami menyebutnya dan kami bebaskan dia mengucapkan apa saja yang dia syukuri atas makanan tersebut. Sebelumnya tentu dia belajar dari kami. Walaupun kadang masih agak terputus-putus karena lupa, tapi pelan-pelan makin baik. Ibu senang karena Aruna sudah berani mengambil inisiatif dan kami mendukungnya.

Ini biasanya yang dia ucapkan, walaupun sering juga berganti-ganti, tergantung apa yang dipikirkannya:)
Blessing the sun,
Blessing the rain,
Blessing the earth,
Blessing the potatoes,and the chicken, and the carrot and the broccoli
(tergantung isi di piring)
Help my friend in Africa, and Indonesia to eat food

Thank you the farmer
Thank you the truck driver
Thank you ibu, who cooks
Thank you ayah, who works in office
Thank you Aruna, who helps
Thank you Nara, who sit down nicely
and most of all, Thank you God
Ameen

No comments: